Korban gempa di penampungan (Foto: Reuters)
Pada wilayah utara Jepang lebih dari seperempat juta warga terus bertahan dalam penampungan yang disediakan. Sementara para regu penyelamat masih terus melakukan penyisiran di lokasi yang hancur akibat gempa.
Di tengah penderitaan yang terjadi ada anggapan bahwa Jepang mulai dapat mengatasi krisis kemanusiaan. Ini terlihat dari bantuan yang mulai tersalurkan kepada para pengungsi, serta sambungan telepon, listrik dan pelayanan bank pun mulai pulih di wilayah utara Jepang.
"Keadaan sudah jauh lebih baik," ungkap warga Tsutomu Hirayama seperti dikutip Reuters, Jumat (25/3/2011).
"Selama dua hingga tiga hari pertama, kami hanya mengkonsumsi nasi kepal dan air. Saya sempat berpikiran sampai hal ini berlanjut. Kini kami mendapatkan banyak makanan dan hampir seperti sebuah kemewahan," lanjut Hirayama yang berada di pusat evakuasi bersama keluarganya di Ofunato.
Bencana gempa yang terjadi di Jepang diperkirakan merupakan bencana alam yang paling mahal di dunia, dengan biaya rekonstruksi diperkirakan menghabiskan USD300 miliar.
Biaya rekonstruksi tersebut melebihi biaya serupa saat gempa Kobe tahun 1995 silam dan badai Katrina yang melanda New Orleans pada 2005 lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar