Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari, menjelaskan acara ini merupakan bagian dari eksistensi budaya Indonesia. Sebagai upaya untuk meningkatkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap kekayaan dan keragaman budaya. Agar generasi muda sekarang mengenal tentang cerita pewayangan.
"Semoga persembahan ini dapat menghibur masyarakat dan memberikan apresiasi sebesar-besarnya pada para seniman Indonesia," ungkap Renitasari saat ditemui Okezone, Jumat, (20/5/2011).
Hal senada diungkap sutradara Jabang Tetuko, Mirwan Suwarso, pertunjukan ini lebih menceritakan tentang lahirnya gatotkaca yang masyarakat sudah mengenalnya. Sehingga masyarakat mudah mencerna dengan tampilan panggung yang berbeda.
"Pada pertunjukan ini menggunakan tiga layar lebar, dua panggung, musik orkestra, tata tari, serta tata laga gaya hollywood dan kami juga mengkombinasikan sajian film dan live show dalam satu acara, dimana aksi live dipanggung akan berinteraksi dengan adegan film ataupun wayang kulit dilayar lebar sehingga menghadirkan sebuah pengalaman yang pastinya sangat berbeda," paparnya.
"Dengan tata musik sinematis yang dimainkan secara live dilokasi, sehingga atmosfir pertunjukan diharapkan akan menjadi sangat hidup dan menarik. Untuk tata tarinya dalam sajian live Immersive Cultural Experince juga diperkaya dengan unsur bela diri dan gymnastic, sehingga meningkatkan dinamisme tampilan acara," tutupnya.
(uky)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar